Perselisihan Sengit Starmer dan Johnson atas Kesepakatan Kepulauan Chagos
Perseteruan politik Inggris semakin panas dengan bentrokan terbaru antara pemimpin Partai Buruh Sir Keir Starmer dan Perdana Menteri Boris Johnson mengenai kesepakatan yang kontroversial terkait Kepulauan Chagos.
Kesepakatan yang dimaksud melibatkan pengembalian wilayah tersebut ke Mauritius, tetapi dengan ketentuan khusus yang mengizinkan Inggris untuk mempertahankan pangkalan militer di Diego Garcia, pulau terbesar di gugusan kepulauan tersebut.
<h3>Dukungan Starmer atas Pengembalian Penuh</h3>
Sir Keir Starmer dengan tegas menyatakan bahwa Partai Buruh mendukung pengembalian penuh Kepulauan Chagos kepada Mauritius, tanpa syarat. Hal ini menimbulkan perbedaan mencolok dengan kebijakan Partai Konservatif yang diusung oleh Boris Johnson, yang memilih untuk menjaga keberadaan militer Inggris di Diego Garcia.
**"Penjualan" Kepulauan Chagos ke Amerika Serikat pada tahun 1960-an di tengah pertikaian dengan Mauritius telah menjadi sumber kontroversi internasional yang berkepanjangan. Penduduk asli Chagos, yang diusir paksa dari pulau-pulau mereka pada tahun 1960-an untuk membuka jalan bagi pangkalan militer AS, telah lama mengkampanyekan pengembalian wilayah tersebut. Mahkamah Internasional pun sebelumnya telah memutuskan bahwa Inggris secara ilegal memisahkan Chagos dari Mauritius. Pengembalian wilayah tersebut secara resmi diajukan sebagai tuntutan hukum oleh Mauritius pada tahun 2010.
<h3>Johnson Tetap Berpegang Teguh pada Strategi Militer</h3>
Boris Johnson, meskipun telah menyetujui pengembalian Kepulauan Chagos, tetap menekankan pentingnya pangkalan militer Diego Garcia bagi keamanan Inggris. Ia berpendapat bahwa pangkalan tersebut merupakan aset strategis vital yang memainkan peran penting dalam operasi militer Inggris di seluruh dunia.
Pernyataan Johnson ini telah memicu kecaman dari pihak-pihak yang menilai kesepakatan tersebut sebagai kompromi setengah hati yang gagal mengabulkan hak rakyat Chagos. Kritikus juga mempertanyakan niat Inggris untuk terus mempertahankan kehadiran militer di wilayah tersebut, yang dianggap sebagai bukti bahwa mereka tidak sepenuhnya berniat untuk mengembalikan kedaulatan Mauritius.
<h3>Perselisihan yang Meruncing</h3>
Perselisihan sengit antara Starmer dan Johnson mengenai Kepulauan Chagos mencerminkan polarisasi politik yang kian mendalam di Inggris.
Perdebatan ini bukan hanya soal wilayah tetapi juga menyangkut prinsip keadilan, hak asasi manusia, dan tanggung jawab sejarah. Keputusan akhir mengenai masa depan Kepulauan Chagos akan memiliki implikasi yang signifikan bagi hubungan Inggris dengan Mauritius dan dunia internasional.
